Header Ads

header ad

Ketika Ulama Arab Membolehkan Masuk Gereja



alawwalbank
Apakah Sholat Di Gereja di Bolehkan ? Pertanyaan ini kadang perlu kita memerlukan jawabannya.
Ketika Makna Toleransi ahir-akhir ini makin menipis, orang mudah marah, Provoksi meyerang umat Agama lain, apa lagi sudah di seret seret je ranah politik. Kita sudah sering dengar orang Arab terkenal keras dan sulit bertoleransi terhadap keyakinana Agama lain. Tapi hal itu di patahkan oleh seorang Ulama dan seorang Cendekiawan dari Arab Saudi Syekh Abdullah bin Sulaiman Al- Manea beliau mengatakan " Umat Islan boleh beribadah di Gereja Atau Sunagog Milik Orang Yahudi".

Beliau melihat Islam itu Agama Toleran, Agama yang penuh rahmat sudah selayaknya kita memperlakukan Orang yang berbeda Agama itu dengan baik. Islam adalah Agama Cinta Damai Bukan Agama Teroris, jadi sudah selayaknya orang di luar Islam berpikir tidak semua umat Islam bertindak radikal, atau suka memusuhi Non Muslim. Apalagi menuduh Umat Islam sebagai Teroris.

Umat Islam suka Cinta damai, seperti umat-umat yang lain hidup dengan perdamaian, sudah seharusnya perlu ada nya Dialog antar Umat beragama, sehingga curiga dan mencurigai antar Umat beragama tidak perlu terjadi.

Sehingga ketika ada sebagian orang yang memprovokasi atas nama Agama, dengan melakukan tindakan radikal, kerukunanan Umat beragama tetap terjaga.

Kembali ke pernyataan Syech Abdullah . Ia mengutip hadits Nabi: "Bumi telah dijadikan tempat bersujud dan pemurniah bagi saya,” kata Al-Manea seperti dilaporkan situs berita Arab Saudi.
Islam berkembang dengan jalan damai, dan mau hidup berdampingan, ini juga seperti dalam riwayat Nabi ketika, Beliau Kanjeng Nabi Muhammad SAW, menerima delegasi Umat Kristen, dan Nabi memperbolehkan Para delegasi sembahyang, menghadap Yerussalem. Ini menunjukan Nabi bersikap Toleran dan tetap menghargai Umat Agama Lain.

Bahkan mengizinkan mereka beribadah. Adalah aneh mereka yang suka membawa- bawa Agama dan mengaku pembela Islam tapi suka menteror Agama lain. Harusnya mereka malu apa yang sudah mereka perbuat bukan pembela Agama, tapi pembela hawa napsunya.

Ketika Islam di sebarkan dengan jalan damai maka banyak orang berlomba-lomba masuk Islam, tentu saja dengan Hidayah dari Allah SWT. Apa yang di ajarkan para alim ulama terdahulu pun seperti itu. Para Wali menyebarkan Islam dengan berbagai metode dakwah, toh tidak menghalangj mereka untuk tertarik pada Islam, seharusnya pengajaran demikian agar kita tahu maknanya Beragama itu bagaimana.
Sekarang orang takut terhadap makna toleransi, yang masih di anggapnya kita lemah, dan mudah di bodohi oleh non Muslim, iya makna toleransi mudah di ucapkan karena Non muslim jadi minoritas di Negeri ini, Coba kalau mereka berkuasa, tentu lain ceritanya, liat aja seperti di Myanmar. Ya ketakutan seperti itu wajar saja terjadi mengingat dalam sejarah Umat Islam di perlakukan buruk. Bisa saja penjajahan Belanda sebagai gambaran nya.

Jadi, kita tidaklah perlu alergi terhadap umat Non Muslim, ketakutan trauma masa lalu janganlah di ungkit kembali, sudah waktu nya kita saling belajar, dan memahami satu dengan yang lain.

Bahkan kita di perbolehkan masuk Gereja, atau Tempat Ibadat Non Muslim lain nya. Dengan tujuan Belajar dan Dialog. Tidak perlu alergi kalau ada orang Islam masuk Gereja, siapa tahu mereka sedang mempelajari Agama lain.

Ini bisa kita kutip dari pernyataan Al Manea yang mengeluarkan Fatwa " Bahwa Umat Islam di perbolehkan masuk Gereja untuk melihat-lihat dan mempelajari tentang Agama lain dan mendapat banyak pengetahuan tentang tempat Ibadah tersebut.

Ini bisa di lihat kejadian ketika Khalifah Umar yang menolak berdo'a di Gereja Makam Suci Yerussalem. Karena Beliau tidak mau mengganggu Umat Kristen yang sedang Beribadat. Dan umar membuat Masjid terdekat. Dengan Demikian Umar tidak melarang Umat Islam Masuk Gereja,

Begitu juga Umat Kristen boleh masuk Masjid dan mempelajari Agama Islam  yang di larang Umat Non Muslim  itu masuk Madjidil Haram di Mekkah.

Karena itu Khusus Untuk Umat Islam.

No comments

Powered by Blogger.